Senin, 14 September 2009

Kekasih dalam cinta yang tak terucap


Sahabatku
Seperti cahaya mentari yang selalu setia menggantikan malam
aku terdiam memujamu
bagai altar yang yang rindu ditumbuhi alang-alang.
Tak pernah kubiarkan terbuka rahasia jiwaku akan dirimu
pun saat kau biarkan tentara arjuna mengelilingi
menyanyikan syair-syair indah untuk lenakanmu ke alam mimpi..

Sahabatku , keajaiban duniaku..
melalui sang waktu yang sengaja kuikat dengan benang
diantara jemari kaki
kau jadikan diriku bagian dari bayangan tubuhmu
berjalan aku disisimu melewati matahari dan rembulan
berdua kita menangis dan tertawa...
seperti bayi kembar yang berpelukan kala perahu terguncang...
terkena genitnya angin yang merayu ombak dilautan
hingga pada satu waktu,
di tengah suatu perjalanan panjang
engkau berbisik padaku... :
”kau tahu rahasia hatiku...
betapa cinta telah mengalir dipembuluh darahku pada seorang ksatria..
betapa rindu mengisi banyak malamku dengan bayangannya..
akankah semua ini akan menjadi tulisan dalam buku yang memang ingin kubaca ?
duhai sahabatku, bayangan jiwaku... datanglah padanya...
lihatlah catatan jiwanya,
apakah benar memang ada namaku disana..
dan jadikanlah aku dan dia...
bagian dari syair indah di sepertiga malammu
sehingga bahagia datang padaku..
sehingga bahagia menjadi tulisan
dalam setiap buku yang kubaca dalam hidupku....”

aku terdiam...
lalu tersenyum memandang wajahmu..
kulihat bulan berlari kearah timur
dan bintang turun dari langit masuk kedalam rumah-rumah di tepi gunung.
langit memalingkan wajahnya
dan menjadikan awan sebagai tangan untuk menutup telinganya
semuanya menghindar
tak ingin mendengarkan apa yang akan kuucapkan padamu nanti..
heningpun datang mengendap endap mengelus punggung jiwa
seperti seorang ibu yang mengusap lembut kepala anak lelaki yang disayanginya
Ahh... aku tak apa-apa bisikku pada hening..
aku ini memang bukan Arjuna...
yang bisa mendapatkan cinta sejuta bidadari hanya dengan satu senyuman
tapi aku mewarisi kekerasan cinta Bima
cinta yang diam...
cinta yang amat sederhana
cinta yang hanya ingin membahagiakan pujaan hatinya
lalu akupun berbisik kepadamu,
sahabat dalam cintaku yang tak terucap
“ demi darah yang mengalir di setiap pembuluh tubuhku..
kan kubawa ksatria itu untuk bersanding disisimu...
sehingga kebahagiaan akan datang..
dan tertulis indah di setiap buku kehidupanmu
dan demi langit yang tak pernah berujung...
kan kupatahkan kakiku..
kubutakan kedua bola mataku..
kubiarkan kayu tajam tertancap menembus dadaku..
asal kudapatkan semua impian yang membahagiakan dirimu”

Kau tersenyum padaku..
akupun tersenyum menguatkanmu..

dalam diam akupun berharap...
agar aku tidak pernah mengatakan cinta padamu
karena kutahu,
ketika nanti kukatakan cinta
maka seribu Dewapun takkan bisa menandingi rasa cintaku padamu...
maka berjuta rintanganpun takkan bisa menghalangi kekuatan cintaku padamu
karena kutahu aku hanya ingin membahagiakan dirimu......

(untukmu bidadari, sahabat yang kini mendampingi hidupku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar