Rabu, 25 Maret 2015

Orkestra Benang Puisi


pagi pagi aku menyulam kenangan dari kertas yang kutuliskan bait puisi semalam
satu persatu benangnya bergantian masuk
bersenandung sajak tentang cinta dan orkestra belahan jiwa
syahdu menderai terasa
limbah penat hilang menyeruak indah didada
kelampun tak berani dekat apalagi lewat karena kemurnian jiwa
teruslah bernyanyi wahai kau benang benang puisi
hidupkan pagi ini dengan sejuta lagu keindahan
bawalah pelangi
bawalah senyum matahari
sertakan capung, kupu kupu serta burung dara di orkestra kecilmu
jangan lupa bunga2 yg pandai merayu
ceriamu hapuskan takdir buruk pagi hari
tembangmu bangkitkan semangat yg terlelap karena pedih peri
bantulah aku membuang mimpi usang yang tak terpakai
dan beri aku peta tentang hari ini



Senin, 23 Maret 2015

Eternal Flame





akulah cinta membara 
yang telah berkali2 kau padamkan...
tapi aku tidak pernah mati, 
tidak 
pernah 
mati...
karena akulah api dari matahari, 
karena akulah angin dari tatapan rembulan,
karena akulah lautan dari sejuta buih kerinduan

MUSIM



Sebuah musim, berlalu membawa keranjang keranjang kenangan
yang tidak pernah usang untuk kembali diperbincangkan.
Selalu ada makna yang mengalir seperti sungai yang tak bisa habis
walau kemarau memakannya berkali kali,
Ada satu ketika aku memanggil musim untuk datang lebih awal,
merayunya
agar dia membawaku dengan sayapnya yang lembut menjulang  menutup senja senja yang samar.
Iapun datang dan tersenyum setelah menatap rapat2 hatiku dengan alisnya yang setebal pelangi,
Dari wajahnya yang polos menyiratkan
bahwa aku bukanlah orang pertama yang meminta agar musim segera datang
untuk membawa sejuta impian yang diketik oleh tangan2 mimpi .....
dari jiwa yang sulit untuk tertidur nyenyak.

"Aku akan mambawamu kemana kau suka,
dengan menutup semua kemungkinan kau tak bisa lagi kembali kesini, "
katanya lembut tapi penuh kepastian

Sungguh ?

Sebuah musin pasti akan berlalu membawa keranjang keranjang kenangan
yang tidak pernah usang untuk kembali diperbincangkan.
Ia akan membawa kita
dan menjadikan kita pengendara pengendara kejadian
layaknya pemain sandiwara tanpa naskah
Tinggal nanti fajar dan senja yang akan menjadi buku catatan
serta saksi hidup semua huruf yang kita baca dan tulis dijalur kehidupan.

Lamat aku berbisik pada musim
"Bisakan kau bawa aku kemasa lalu, dan kekalkan aku disana ?
"Bukankah kau bisa kembali merayap memutar waktu dan ikutkan aku dibalik sayap lebarmu ?

Kafka,
Heningpun berhembus kemudian.

Rumah yang disewa hujan




apakah kaca tak bisa lagi bicara padamu,
sehingga kau meminta hujan untuk menjadi cermin ?
atau karena keteduhan matahari yang mengerjapkan alisnya
membuatmu jadi melenakan cinta ?

jika semua itu sudah jelas melekat didirimu
maka kun...
suatu saat rumahmu akan disewa hujan,
dan kau tak bisa lagi berteduh dibawah matahari.