Senin, 23 Maret 2015

MUSIM



Sebuah musim, berlalu membawa keranjang keranjang kenangan
yang tidak pernah usang untuk kembali diperbincangkan.
Selalu ada makna yang mengalir seperti sungai yang tak bisa habis
walau kemarau memakannya berkali kali,
Ada satu ketika aku memanggil musim untuk datang lebih awal,
merayunya
agar dia membawaku dengan sayapnya yang lembut menjulang  menutup senja senja yang samar.
Iapun datang dan tersenyum setelah menatap rapat2 hatiku dengan alisnya yang setebal pelangi,
Dari wajahnya yang polos menyiratkan
bahwa aku bukanlah orang pertama yang meminta agar musim segera datang
untuk membawa sejuta impian yang diketik oleh tangan2 mimpi .....
dari jiwa yang sulit untuk tertidur nyenyak.

"Aku akan mambawamu kemana kau suka,
dengan menutup semua kemungkinan kau tak bisa lagi kembali kesini, "
katanya lembut tapi penuh kepastian

Sungguh ?

Sebuah musin pasti akan berlalu membawa keranjang keranjang kenangan
yang tidak pernah usang untuk kembali diperbincangkan.
Ia akan membawa kita
dan menjadikan kita pengendara pengendara kejadian
layaknya pemain sandiwara tanpa naskah
Tinggal nanti fajar dan senja yang akan menjadi buku catatan
serta saksi hidup semua huruf yang kita baca dan tulis dijalur kehidupan.

Lamat aku berbisik pada musim
"Bisakan kau bawa aku kemasa lalu, dan kekalkan aku disana ?
"Bukankah kau bisa kembali merayap memutar waktu dan ikutkan aku dibalik sayap lebarmu ?

Kafka,
Heningpun berhembus kemudian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar