Selasa, 31 Juli 2012

Pasca



Berapa kardus yg kuperlukan untuk mengemas berjam2 kenangan dan berpuluh2 cangkir kerinduan setiap hari ?

Aku mencari2 tali, perekat plastik, 
putih telur bahkan butiran nasi, untuk bisa melekatkanmu didiriku lagi.

Karena setiap hari adalah demam, 

tentang kau bidadari serta kutipan serbuk pelangi berpayung embun yg menjadi badai dijiwa ini.

Hingga seandainya ada mantra, 

aku ingin jiwaku memantul, beranjak dan berlari mencium mesra pagi, siang serta malam berbareng ribuan takdir2 kebahagiaan, bersamamu, sepanjang jangka waktu ini.

Senin, 30 Juli 2012

Answer



Masih bertanya kenapa cinta ?
ini soal betapa strategisnya wangi bayanganmu
yg berubah menjadi kupu2
lalu menari2 di halaman depan mataku.

(Dan ini juga tentang,

sekedip gandrung senyum milikmu
yang tidak pulang2
dan berusia selamanya dilautku)

Hening







Selamat ulang tahun malam,
Tigapuluh detik ini terlalu lama
Untuk menyadari 
Bahwa kau kerap bawa hening,
Pada diriku yg terdalam.








Selasa, 24 Juli 2012

Flowing man

Aku adalah pemulung,
yang menyangga karung biru dipunggung,
dgn satu tangan.
Tanganku yg lain meraba dunia
memungut puisi-puisi, 
kubah2 bekas mesjid,
tasbih2 yg terputus talinya,
dan kata2 bijak dari lelaki yg tak pernah bisa tua.

Pada siang,
aku mengecat nyeri di cakrawalamu
yang terkadang buram
Pada malam,
aku merajut diam2 sayap dipunggungmu
yg sll terputus sebagian.

dan ketika kau sadar aku ada,
akupun menghilang dalam alam

The taste between season



Setiap hari aku menjelajah... 
puncak2 pencakar langit,
aspal-aspal bisu jalan tol,
sekrup2 tua berkarat rel kereta 
patung2 illuminati dipengkolan jantung kota

tak ada yg bisa membuatku tersenyum.
:kecuali kamu

(diam2 aku menabur dupa melati di nisan angin,
aku bosan tinggal dikota ini.
Tolong antarkan aku lagi,
dan jadikan aku lelaki yg membawa matahari )

Kamu





Sayapmu mencair
Aku mengumpulkan lagi ranting2 cahaya.
Lalu memahatnya lagi kepunggungmu
Sampai kau kembali menjadi rusukku.

Absurd, sepotong kata dari daun lontar jiwa





mengiringi wangimu 
yg samar-samar lenyap
didingin pasca hujan, 
samadiku mengembara
mencoba memburu 
sepotong tatap
dari suaramu kerap hilang
karena terlalu sering bersandiwara

Duh,
meski seluruh perpustakaan kata2
ada padaku,
lidahmu tetap saja diam
tertempa abjad
dalam kamus bahasa isyarat...
:absurd
(siapa sih yg jadi guru hidupmu?)

dan aku tetap menemukan kabut,
dalam mayapadamu
yg terluka
karena waktu
karena geliat waktu
(kali ini kau tak bisa pura2 padaku)

Apa kabar ?





Apa kabar hati?
Janganlah terlalu jauh berjalan
Diamlah sejenak, 
disini...

Apa kabar hati?
Sebanyak apapun perantau mengunjungi
Tetaplah menjadi pantai,
dari samudera tenang yang tak memiliki gelombang
Dan biarkan mereka mengingatmu,
Seperti petani yg mengingat ranumnya padi,
yang menguning menunggu dirinya disunting.
Seperti air yang mengingatkan kesejukan2 di pancuran.
yang ditunggu rerumputan dan gadis2 desa meniti hari..
Seperti ladang rerumputan yg luas,
yang dicintai bunga,
yang dicintai matahari.....

( Biarkan dirimu
menjadi tempat tinggal semua bening menjadi pintu bagi semua keanggunan
Jangan terkunci
Jangan terpatri )

: Fatihah mengalir, 

Gelombang diam





Ketahuilah, 
Kafe2 Sudirman tak pernah jadi rumahku,
Juga bioskop2 gelap dan resto2 kocak
Tak pernah lagi meniti debu dari tapak kakiku..
Karena angin yg meleburkan gelombang dan menepis nakal baju bidadarimu..
Telah menjadikanku lelaki,
Yg menunggang kuda dari negeri2 malam,
Mencari seluruh kado hasrat dan angan,
yg kau taburkan lewat mimpimu
yg kubaca diam2...

(Sungguh,
Kau takkan pernah tahu, besarnya perasaanku padamu,
Hingga suatu saat, kan kaubaca
disetiap helai rambutku, ada tertulis namamu)

I'm Lonely



Malam tertunduk
resah
Bulan mengendap
gelisah

Ketidakberadaanmu kasih,
menggores danauku
kembali beku
tapi,
: aku tak mampu untuk tidak mengingatmu

( Segores cerita mengacak kadut dada
dan "I'm lonely", kata sang jiwa )

Terjatuh dicangkirmu





Secangkir teh yg kita minum
Adalah kata-kata bisu
Saat kita sama mendayung awan
Dan berlabuh
Dikelopak mata subuh dinihari

Secangkir teh yg kita minum
nisbatkan kata
agar cinta jangan sembunyikan diri lagi
Karena,
Sajadah ini telah rindu dicium
Dan mawar mungkin akan mengering nanti
Sedangkan interlude doa2 dalam diam,
adalah sayap untuk kita terbang nanti

dan percayalah
cinta yg kau nyalakan takkan bisa padam
karena aku telah terjatuh
dicangkir teh keindahan
milikmu...
Sahabatku yg menjaga ha
ti....