Kamis, 27 Agustus 2009

Kelopak Pagi



Kelopak pagi datang merekah bagi kembang
membawa semangkuk bubur penuh kehangatan
dan segelas teh manis berisi harapan
.....sarapan rutin bagi para pecinta surga...

diatap rumahku
burung burung ribut bersahut sahutan menjerit
bernyanyi ?
tidak....
mereka saling bertengkar dan berkelahi....
karena cacing ditanah sudah tertutup aspal
dan ulat daun telah lenyap di hajar pestisida
jadi hanya tersisa lumut genteng dan rumah serangga

( tapi sungguh ...aku terhibur
aku bukan Sulaiman yang mengerti bahasamu )

seorang lelaki berdiri dengan kaki memberat bagai besi
masih di kelopak pagi
membayangkan berapa ons lagi keringat yang keluar
untuk dua jam kedepan
untuk perjalanan panjang sampai ketempat kerja

( tapi sungguh...aku baru saja mau mandi
aku tak peduli, kemacetan jalan adalah menu pagi setelah sebatang rokok
dikamar mandi )

kelopak pagi masih saja merekah
dan
samar samar
kudengar Engkau berbisik....
berubahlah, jangan pernah tinggalkan Aku lagi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar