Aku membaca ketidakhadiranmu
lewat sekawanan burung yg bertengger didepan pagi
lewat bunga-bunga yang menutup kembangnya
serta kesunyian zhuhur di mushala basement siang hari.
Aku membaca kepergianmu
lewat tembang2 yg bersemi tak pernah mati
lewat bintang2 di subuh yang terkadang jatuh di fajar bumi
serta untaian sapa yang tak terucap lidah tapi terdengar oleh hati
Aku membaca betapa jauhnya dirimu
lewat puisi yang disebarkan oleh sepi
yang dibungkus kenangan
serta diulang-ulang oleh mimpi
lalu diam2 disembunyikan oleh kesadaran
dan dinyanyikan lagi oleh dalamnya hati,
aku membaca bayangan tentangmu
lewat kertas2 yang tersimpam di sel-sel kelabu diri
yang berisi tatapan luka dari lautan tanpa tepi
yang kini mengalir jadi kerinduan...
lewat bintang2 di subuh yang terkadang jatuh di fajar bumi
serta untaian sapa yang tak terucap lidah tapi terdengar oleh hati
Aku membaca betapa jauhnya dirimu
lewat puisi yang disebarkan oleh sepi
yang dibungkus kenangan
serta diulang-ulang oleh mimpi
lalu diam2 disembunyikan oleh kesadaran
dan dinyanyikan lagi oleh dalamnya hati,
aku membaca bayangan tentangmu
lewat kertas2 yang tersimpam di sel-sel kelabu diri
yang berisi tatapan luka dari lautan tanpa tepi
yang kini mengalir jadi kerinduan...
tanpa arti, tanpa
arti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar