Selasa, 14 Agustus 2012

Serpihan yang tak lepas


Ribuan detik dari purnama yg berlalu,
aku terus menulis puisi2 
tentang camar yang mencintai laut lepas 
tentang senja menenggelamkan matahari.
tentang karang, 
tentang dirimu dan istana pasir yg kubuat, lewat jejak yg menahan ombak menggelombang dipantaimu.

Pada kertas2 yg kerap tumbuh diasuh abad dan selalu tersisa diujung dua pertigamalam waktu
aku tulis getar yg menumpahkan ribuan kata2 yg t

ak sempat terucap dan tersimpan rapi disudut kalbu
aku lukis biru pada nadi2 sungai dan berharap nantinya akan merambat bermuara dihatimu
aku titipkan bayang tentang kaki yang pernah menapak bersisian dan mata yang saling diam menahan butiran airnya jatuh, membasahimu.

Ribuan detik dari purnama yg berlalu,
sudahkah engkau dapat semua pesanku ?
Karena demi ketulusan langit yang menjadi payung bagi setiap pelangi dan kesetiaannya menjadi sahabat yang memeluk bumi,
aku sering tak sanggup lagi
menahan bayanganmu dipelupuk jiwa, bidadari.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar